Breaking News
Sajian informasi global yang menyajikan berita dari berbagai negara, mulai dari konflik, diplomasi, ekonomi dunia, hingga perkembangan budaya internasional.
Telkomsel Telkomsel Telkomsel Telkomsel

Rio de Janeiro Berdarah: 132 Tewas dalam Operasi Polisi Lawan Geng Narkoba

cek disini

Rio de Janeiro Mencekam: Ratusan Tewas dalam Operasi Polisi Terbesar Melawan Geng Narkoba

Inews Batulicin- Suasana mencekam menyelimuti jalanan kota Rio de Janeiro pada Rabu malam (29/10/2025) setelah operasi besar-besaran kepolisian terhadap geng narkoba paling berpengaruh di Brasil, Comando Vermelho (Komando Merah), berakhir tragis dengan ratusan korban tewas.

Dalam video dan foto yang beredar luas di media sosial, puluhan hingga ratusan jenazah tampak bergelimpangan di jalanan dan diangkut oleh warga setempat. Para keluarga korban menangis histeris, mencari anggota keluarganya di antara barisan tubuh tak bernyawa yang ditutupi kain seadanya.

Operasi ini disebut-sebut sebagai penggerebekan paling mematikan dalam sejarah modern Rio de Janeiro, bahkan melebihi insiden berdarah di Jacarezinho pada tahun 2021 yang menewaskan 28 orang.


Operasi Rahasia yang Direncanakan Dua Bulan

Kepolisian negara bagian Rio de Janeiro mengungkapkan bahwa operasi tersebut telah dirancang selama lebih dari dua bulan, melibatkan ratusan aparat dari berbagai satuan, termasuk unit operasi khusus dan pasukan elit anti-narkoba.

Target utama mereka adalah markas Comando Vermelho, jaringan kriminal yang dikenal kejam dan menguasai perdagangan narkoba di berbagai favela (perkampungan padat penduduk) di kota itu.

Menurut Kepala Keamanan Negara Bagian Rio, Victor Santos, pasukan telah bersiap di lereng-lereng bukit berhutan, menunggu momen untuk menyergap kelompok bersenjata.

“Tingginya jumlah korban memang sudah diperkirakan, tapi bukan sesuatu yang kami harapkan,” ujar Santos dalam konferensi pers yang dikutip Reuters, Kamis (30/10/2025).

Rio de Janeiro Berdarah: 132 Tewas dalam Operasi Polisi Lawan Geng Narkoba
Rio de Janeiro Berdarah: 132 Tewas dalam Operasi Polisi Lawan Geng Narkoba

Baca Juga : Madrasah: Lembaga Pendidikan Islam yang Membentuk Generasi Cerdas dan Berkarakter


Korban Tewas Capai 132 Orang

Hingga Kamis sore, pihak kepolisian mengonfirmasi 119 korban tewas, termasuk empat aparat. Namun laporan terbaru dari Kantor Pembela Umum Negara Bagian Rio de Janeiro menyebutkan angka sebenarnya mencapai 132 korban jiwa.

Sebagian besar korban ditemukan di kawasan Penha, tempat berlangsungnya kontak senjata paling intens. Warga di sekitar lokasi mengatakan banyak jenazah ditemukan di hutan dan gang-gang sempit setelah baku tembak berhenti.

“Saya hanya ingin membawa anak saya pulang dan menguburkannya dengan layak,” ujar Taua Brito, seorang ibu yang kehilangan putranya, sambil menangis di antara tumpukan jenazah yang dibaringkan di jalan utama.


Protes dan Kecaman Internasional

Tragedi ini langsung memicu gelombang protes besar di Rio. Ratusan warga melakukan konvoi sepeda motor menuju Istana Gubernur, menuntut keadilan dan mengutuk kekerasan aparat. Mereka mengibarkan bendera Brasil yang diwarnai telapak tangan merah — simbol darah dan pelanggaran hak asasi manusia.

PBB melalui Kantor Hak Asasi Manusia menyampaikan keprihatinan mendalam dan mendesak adanya penyelidikan cepat, transparan, dan menyeluruh atas dugaan pelanggaran HAM dalam operasi tersebut.

“Kami mengingatkan pemerintah Brasil akan kewajibannya berdasarkan hukum internasional untuk melindungi hak hidup dan mencegah eksekusi di luar hukum,” tegas pernyataan resmi badan PBB itu.

Sejumlah pengacara HAM juga melaporkan adanya indikasi eksekusi singkat dan penyiksaan, dengan banyak jenazah menunjukkan tanda-tanda luka tembak di kepala dan leher, serta tangan terikat.


Pemerintah dan Polisi Beri Pembelaan

Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro, menegaskan bahwa operasi itu merupakan langkah penting untuk memerangi “narkoterorisme” di negara bagian tersebut. Ia menolak tudingan bahwa aparat melakukan pembunuhan di luar hukum.

“Saya yakin mereka yang tewas adalah para penjahat bersenjata. Tidak ada orang yang jalan-jalan di hutan saat baku tembak berlangsung,” ujarnya.

Pemerintah negara bagian juga menyebut operasi itu sebagai yang terbesar dalam sejarah Rio, dengan hasil 113 tersangka ditangkap dan lebih dari 118 senjata api disita, termasuk senapan serbu dan granat.

Namun, pernyataan itu tidak meredam kemarahan publik. Banyak keluarga korban meyakini sebagian besar korban adalah warga sipil yang terjebak di tengah pertempuran.


Presiden Lula Terkejut dan Minta Evaluasi

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, dikabarkan terkejut saat mengetahui skala kekerasan operasi tersebut. Ia bahkan tidak diberitahu sebelumnya mengenai rencana aksi besar itu oleh pemerintah daerah.

Menteri Kehakiman Ricardo Lewandowski mengatakan bahwa Lula telah memanggil gubernur Rio de Janeiro untuk memberikan penjelasan resmi dan menegaskan kemungkinan penambahan pasukan keamanan federal untuk menstabilkan situasi.

“Presiden sangat prihatin dengan banyaknya korban jiwa dan cara operasi itu dijalankan. Pemerintah federal tidak akan tinggal diam,” kata Lewandowski kepada wartawan di Brasilia.


Rio de Janeiro di Ambang Krisis Baru

Insiden ini menambah catatan panjang kekerasan di Rio de Janeiro, kota yang dikenal dengan pemandangan pantai indah dan kehidupan malamnya, namun juga dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Brasil.

Sementara itu, kota ini tengah bersiap menjadi tuan rumah KTT Iklim COP30 PBB dan Penghargaan Earthshot Pangeran William minggu depan. Pemerintah menegaskan bahwa tragedi tersebut tidak terkait langsung dengan acara global itu, namun banyak pihak khawatir situasi keamanan bisa mengancam reputasi Brasil di mata dunia.

telkomsel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *