Panen Raya di Balik Jeruji: Lapas Batulicin Wujudkan Kemandirian Lewat Pertanian Warga Binaan
Inews Batulicin- Suasana penuh semangat tampak di area SAE Perkebunan Lapas Kelas III Batulicin pada Rabu (22/10/2025). Sejumlah warga binaan tampak sibuk memanen sayur-sayuran hijau segar—mulai dari sawi, tomat, hingga kacang panjang—dengan senyum bangga di wajah mereka.
Panen kali ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan simbol nyata keberhasilan program pembinaan kemandirian dan dukungan terhadap Ketahanan Pangan Nasional, sebagaimana digagas oleh Menteri Hukum dan HAM, Agus Andrianto.
Dari Lahan Pembinaan, Tumbuh Harapan Baru
Kalapas Batulicin, Arifin Akhmad, menjelaskan bahwa kegiatan pertanian ini merupakan bagian penting dari program pembinaan warga binaan, yang tidak hanya menekankan pada pembentukan karakter, tetapi juga pada peningkatan keterampilan produktif.
“Kami ingin membentuk warga binaan yang tidak hanya baik secara mental dan spiritual, tetapi juga memiliki kemampuan ekonomi setelah bebas nanti. Melalui kegiatan seperti ini, mereka belajar untuk mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab,” ujar Arifin.
Program pertanian ini telah menjadi salah satu unggulan Lapas Batulicin, karena berhasil mengubah lahan terbatas menjadi area produktif yang menghasilkan sayur-sayuran segar untuk memenuhi kebutuhan dapur sehat lapas, sekaligus menjadi sumber tambahan ekonomi.

Baca Juga : Warga Diminta Bijak Gunakan Air, PTAM Bersujud Fokus Jaga Kualitas Pasokan
Hasil Panen untuk Gizi dan Kemandirian
Dari hasil panen kali ini, sebagian besar sayuran akan digunakan untuk kebutuhan dapur sehat Lapas Batulicin sebagai tambahan menu bergizi bagi para warga binaan.
Sementara sebagian hasil lainnya dijual ke masyarakat sekitar dengan harga terjangkau. Selain membantu memenuhi kebutuhan pangan lokal, kegiatan ini juga menjadi bentuk keterlibatan positif lapas dalam mendukung ekonomi masyarakat di sekitar lingkungan lembaga.
Arifin menambahkan bahwa konsep “Lapas Produktif” yang dikembangkan pihaknya bukan hanya sebatas wacana, tetapi sudah memberikan dampak nyata bagi pembinaan warga binaan.
“Kami ingin agar setiap kegiatan di lapas memiliki nilai tambah. Tidak hanya mengisi waktu, tetapi juga menanamkan nilai kerja keras dan memberikan hasil yang dapat dirasakan langsung oleh mereka maupun masyarakat,” ujarnya.
Menanam Nilai, Menuai Karakter
Salah satu petugas Lapas Batulicin, Donny Anwar, mengungkapkan bahwa kegiatan ini membawa dampak besar terhadap perubahan perilaku warga binaan.
Menurutnya, program pertanian ini bukan hanya soal menanam sayuran, tetapi juga menanam tanggung jawab, kedisiplinan, dan semangat baru bagi mereka yang sedang menjalani masa pembinaan.
“Warga binaan belajar untuk sabar, tekun, dan menghargai proses. Dari menyiapkan lahan, menanam, hingga memanen hasilnya sendiri, semua mengajarkan makna kerja keras dan rasa percaya diri,” jelas Donny.
Ia juga menuturkan bahwa beberapa warga binaan kini mulai menunjukkan minat serius untuk menekuni bidang pertanian setelah bebas nanti. Beberapa bahkan sudah memiliki rencana untuk membuka usaha kecil di bidang budidaya sayur organik.
Dukungan Regulasi dan Komitmen Pembinaan Berkelanjutan
Program pembinaan ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan serta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
Keduanya menegaskan pentingnya pendekatan pembinaan berbasis kemandirian untuk membekali warga binaan agar siap beradaptasi di masyarakat setelah menyelesaikan masa hukumannya.
Kalapas Arifin menegaskan, pihaknya akan terus memperluas cakupan kegiatan produktif di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan. Rencana pengembangan ke depan mencakup budidaya cabai, jagung, dan hortikultura lain yang memiliki potensi pasar tinggi.
“Kami tidak ingin warga binaan keluar dari lapas tanpa bekal. Kami ingin mereka keluar dengan keterampilan dan kepercayaan diri untuk memulai hidup baru yang lebih baik,” tegasnya.
Dari Tembok Penjara, Tumbuh Semangat untuk Bangkit
Kegiatan panen ini menjadi bukti bahwa pembinaan di Lapas Batulicin bukan hanya berbicara soal hukuman, tetapi juga pemulihan dan pemberdayaan manusia.
Di balik tembok yang tinggi, tumbuh semangat baru dari tangan-tangan yang dulu mungkin pernah salah arah, kini mulai menanam kebaikan—secara harfiah maupun maknawi.
Dengan program yang berkelanjutan dan pendekatan yang humanis, Lapas Batulicin berkomitmen mencetak warga binaan yang produktif, berdaya saing, dan siap menjadi bagian positif dari masyarakat.
“Setiap benih yang ditanam di lahan ini adalah simbol harapan. Bahwa setiap orang, di mana pun berada, selalu punya kesempatan untuk tumbuh kembali,” tutup Arifin penuh makna.
















