
Penyleidikan Kasus Tewasnya Dua Balita di Kolam Limbah Pengeboran PT PHR Riau
Batulicin – Penyleidikan Kasus Kepolisian tengah menyelidiki sebuah kasus tragis yang melibatkan dua balita kakak beradik, Ferdiansyah Harahap (4) dan Fahri Prada Winata (2), yang diduga tenggelam di kolam penampungan limbah pengeboran minyak (mud pit) milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kecamatan Rantau Kopar, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau. Kedua balita tersebut adalah anak dari pasangan Feri Setiawan Harahap (25) dan Fatimah (24). Kejadian ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan kolam limbah pengeboran minyak yang berbahaya bagi masyarakat sekitar.
Perkembangan Penyidikan
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan, mengungkapkan bahwa penyelidikan terhadap kasus ini telah dilimpahkan dari Polres Rohil ke Polda Riau. Langkah ini diambil untuk memastikan penyelidikan yang lebih mendalam terkait unsur pidana dalam kejadian tersebut. “Kasusnya sudah dilimpahkan dari Polres Rohil ke Polda Riau minggu lalu. Kami akan dalami terkait unsur pidananya. Para pihak terkait nanti akan kami panggil untuk melihat siapa yang bertanggung jawab atas meninggalnya korban dua anak ini,” ujar Asep dalam keterangannya kepada wartawan.
Sebelum dilakukan penyelidikan lebih lanjut, hasil pemeriksaan medis yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Rantau Kopar menyatakan bahwa kedua korban sudah meninggal dunia sebelum tiba di puskesmas. Hal ini menambah keprihatinan terkait faktor keselamatan di area sekitar kolam limbah pengeboran minyak tersebut.
Penyelidikan Lanjut dan Pemanggilan Pihak Terkait
Dalam upaya pengungkapan kebenaran, polisi telah memanggil sejumlah saksi untuk memberikan keterangan mengenai kejadian tersebut. Salah satu saksi, seorang pelajar SMA bernama Bintang (14), mengaku sempat melihat kedua balita bermain di sekitar kolam tersebut. Pihak kepolisian juga memanggil orang tua korban untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Selain itu, seorang Humas PT PHR, Robi Juandry (26), turut diperiksa. Robi mengaku tidak mengetahui secara rinci mengenai kronologi kejadian maupun proyek mud pit yang melibatkan perusahaan tersebut.
“Robi tidak mengetahui terkait pelelangan proyek Mud Pit dan siapa yang bertanggung jawab atas pengerjaan proyek tersebut,” jelas Asep. Menurut Robi, ia juga tidak mengetahui apakah proyek tersebut sudah sesuai dengan pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), namun ia berjanji akan mengoordinasikan hal tersebut dengan pihak yang berkompeten. Hal ini mengindikasikan adanya kurangnya transparansi dan koordinasi yang memadai terkait dengan keselamatan kerja di proyek tersebut.
Pihak kepolisian, lanjut Asep, berencana untuk memanggil PT PHR, khususnya pihak yang berkaitan dengan bidang K3 dan keamanan, untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hal ini penting agar polisi dapat mengetahui apakah ada kelalaian atau pelanggaran yang menyebabkan terjadinya kejadian tersebut.
Kronologi Kejadian
Sebelumnya, telah dilaporkan bahwa kedua balita ditemukan tewas tenggelam di kolam penampungan limbah pengeboran minyak milik PT PHR. Kolam tersebut, yang dikenal dengan istilah mud pit, merupakan tempat penampungan limbah dari proses pengeboran minyak. Kondisi kolam yang berbahaya dan tidak terjaga dengan baik, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, meningkatkan risiko kecelakaan yang bisa mengancam nyawa.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5197990/original/070473800_1745489956-IMG_20250424_161259.jpg)
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Kasat Reskrim Polres Rohil, AKP I Putu Adi Juniwinata, membenarkan kejadian ini dan mengungkapkan bahwa kedua korban ditemukan tenggelam di kolam mud pit bekas pengeboran tersebut. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan dan keselamatan lingkungan sekitar fasilitas industri, terutama di daerah yang dihuni oleh masyarakat.
Tantangan Penegakan Hukum dan Keamanan Lingkungan
Kasus ini menyentil perhatian banyak pihak tentang pentingnya pengawasan ketat terhadap fasilitas industri yang berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat.
Polisi kini sedang fokus pada penyelidikan lebih lanjut untuk mencari tahu apakah ada unsur kelalaian yang menyebabkan kejadian tragis ini.
Harapan bagi Keluarga Korban dan Masyarakat
Keluarga korban tentunya merasa sangat kehilangan dengan tragedi ini. Kedua balita yang masih sangat muda ini seharusnya memiliki masa depan yang cerah, namun nasib tragis menimpa mereka. Masyarakat sekitar juga berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.
Kasus ini juga menekankan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan dan perhatian terhadap keselamatan lingkungan, serta perlunya pengawasan yang lebih ketat agar tragedi serupa tidak terjadi lagi.
